TEORI ATOM
Menurut
dalton atom adalah partikel kecil dari suatu unsur (berarti tidak ada yang
lebih kecil dari atom). Tetapi kemudian menurut thompson didalam atos, ditempat
tertentu (tidak bergerak) terdapat electron (yang lebih kecil dari atom).
Kemudian menurut rutherford, elekton terus bergerak mengelilingi inti atom pada
lintasannya yang disebut kulit atom. Kemudian menurut Niels Bohr, elekron
bergerak mengelilingi inti atom sesuai dnegan tingkatan energynya. Energi
elektron bertingkat-tingkat (kulit atom berlapis-lapis). Akhirnya menurut model
atom mekanika kuantum., setiap tingkat (kulit) terdiri dari satu atau beberapa
subtingkat energi (subkulit). Setiap subtingkat energi terdiri dari satu atau
beberapa orbital. Setiap orbital kemungkinan terdapat paling banyak dua
elektron.
Perkembangan
Teori Atom
1).
Teori Atom Dalton
Model
atom Dalton dianggap sebagai model atom pertama yang cukup ilmiah. Dalton menyempurnakan
pendapat mengenai model atom yang dikemukakan oleh Leucippos dan Democritus,
yang menyatakan atom merupakan materi yang tak terbagi.
2).
Teori Atom J.J. Thomson
Pada
percobaan Goldstein, timbul pertanyaan dari mana asal dan bagaimana cara
terbentuknya sinar positif. Thomson menduga sinar itu dari atom gas dalam
tabung. Percobaan telah menunjukkan bahwa setiap atom mengandung elektron. Jika
atom kehilangan elektron yang bermuatan negatif tentu yang tinggal bermuatan
positif. Jumlah muatan positif yang tinggal tentu sama dengan jumlah muatan
elektron yang keluar, karena pada mulanya atom itu netral.
Elektron
sangat ringan sehingga dapat meninggalkan atom jika diberi energi, misalnya
diberi tegangan listrik. Oleh karena itu, diduga elektron berada di bagian luar
atom. Berdasarkan penalaran seperti ini, akhirnya Thomson merumuskan teori yang
disebut teori atom Thomson, yang meyebutkan bahwa atom merupakan sebuah bola
kecil bermuatan positif dan di permukaannya tersebar elektron yang bermuatan
negatif (gambar 3). Model ini juga disebut model roti kismis. Roti digambarkan
sebagai atom bermuatan positif dan kismis sebagai elektronnya. Kelemahan teori
atom Thomson ini adalah ia tidak menjelaskan kedudukan elektron dalam atom,
hanya menyatakan berada di permukaan, karena ditarik oleh muatan positifnya.
Mengapa elektron bisa lepas bila diberi energi tidak dapat dijelaskan oleh
Thomson.
Ernest Rutherford dan kawan-kawannya melakukan percobaan melewatkan sinar dalam tabung yang berisi gas. Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi oleh gas. Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak mengubah arah sinar yang bermuatan positif. Berdasarkan hal ini Rutherford berhipotesis bahwa partikel dalam padatan akan berubah arah, karena dalam atom terdapat muatan positif. Hipotesis ini dibuktikan oleh Geiger dan Marsden, yang menembakkan sinar pada selempeng platina tipis (gambar 4). Hasilnya ditangkap dengan layar yang terbuat dari ZnS yang dapat berfluoresensi bila kena sinar .
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar yang ditembakkan itu ada yang tembus, membelok, dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian terbesar, sedangkan yang membelok sedikit, dan yang memantul sedikit sekali. Gejala ini dijelaskan oleh Rutherford, bahwa partikel banyak yang tembus disebabkan oleh atom yang mengandung banyak ruang hampa. Di pusat atom terdapat sebuah partikel bermuatan positif yang disebut inti. Sinar akan membelok bila mendekati inti, karena saling tolak menolak. Kejadian ini sedikit jumlahnya karena ukuran inti atom sangat kecil dibandingkan ukuran ruang hampanya. Jika ada partikel yang menabrak inti, maka akan memantul walaupun tidak 1800. Tumbukan langsung ini sangat kecil kemungkinannya, maka jumlah yang memantul kecil sekali.
4).
Teori Atom Bohr
Penyempurnaan
model atom Rutherford yang berkaitan dengan lintasan elektron dilakukan oleh
murid Rutherford sendiri, yang bernama Niels Bohr.
Bohr
memiliki pendapat sebagai berikut :
a)
Elektron beredar mengelilingi inti atom dengan tingkat-tingkat energi tertentu.
Semakin dekat ke inti atom, tingkat energi semakin rendah. Dan sebaliknya,
semakin jauh dari inti atom, tingkat energi semakin tinggi. Tingkat-tingkat
energi ini membentuk lintasan elektron yang berupa lingkaran. Peredaran
elektron dalam lintasannya tersebut tidak membebaskan atu menyerap energi,
sehingga bersifat stabil.
b)
Perpindahan elektron dapat terjadi dengan cara :
- Menyerap energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi atau lintasan yang lebih luar.
- Membebaskan energi sehingga elektron tersebut berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah at
- au lintasan yang lebih dalam.
Energi
yang dibebaskan saat elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah
dapat diamati sebagai pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu .
Spektrum cahaya atau gelombang elektromagnetik pada atom hidrogen dijadikan
bukti oleh Bohr untuk mendukung teorinya.
5).
Teori Atom Mekanika Gelombang
Model
atom mekanika gelombang menggambarkan sifat pergerakan elektron dan kedudukan
elektron. Dasar pertama model atom mekanika gelombang ini adalah hipotesis de
Broglie. Jika menurut Bohr elektron bergerak mengelilingi inti, maka menurut
teori Broglie, gerakan itu bukanlah dalam lintasan teretentu melainkan dalam
bentuk gelombang. Dasar kedua adalah asas ketidakpastian Heisenberg, kedudukan
elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, karena elektron yang bergerak di
sekitar inti memiliki posisi dan momentum tertentu pada setiap saat. Akibatnya,
kita tidak mungkin mengetahui lintasan elektron, seperti dikemukakan oleh Bohr.
Yang dapat ditentukan hanya orbital. Orbital adalah daerah kebolehjadian atau
peluang ditemukannya elektron. Lintasan bergeraknya elektron bukan merupakan
sebuah garis yang pasti, melainkan sebuah ruang.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar