ANALISIS LAPORAN KEUANGAN #
“ Analisis Pembandingan Laporan Keuangan”
Kelompok 02
Disusun Oleh :
1.
Endah
Josi Kriskurniati (43214566)
2.
Fitri
Novita (44214330)
3.
Gita
Samosir (44214590)
4.
Kartika
Permata Dewi (45214788)
5.
Mita
Arin Pratiwi (46214676)
6.
Nur
Hamzah P. (48214162)
7.
Sarah
Oktaviani Iskandar (4A214037)
8.
Siska
Putri Uthami (4A214317)
Kelas :
3DA01
Jurusan : Akuntansi Komputer
ANALISIS PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN
1.
TUJUAN ANALISIS
Laporan Keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak - pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan kemajuan perusahaan,
factor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa, adalah :
A.
Likwiditas
Menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya, dan juga perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“likwid“. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“likwid”
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
:
a. Kewajiban keuangan
yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan “likwiditas badan usaha”
b. Kewajiban keuangan
yang berhubungan dengan
proses produksi atau pihak intern perusahaan dinamakan “likwiditas perusahaan”
B.
Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangka panjang maupun jangka pendek.
Apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva dan kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutang berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“solvabel“. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada jumlah hutangnya,
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“insolvabel”.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada 4 kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan :
1.
Perusahaan yang likwid dan solvable
2.
Perusahaan yang likwid tetapi insolvable
3.
Perusahaan yang likwid dan insolvable
4.
Perusahaan yang likwid tetapi solvable
C.
Rentabilitas atau Profitability
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dari kemampuan menggunakan aktiva nya secara produktip,
dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingan antara laba
yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal
perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan
(modal sendiri) dan dari para kreditur
(modal asing). Sehubungan dengan adanya
2 sumber modal tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan 2 cara yaitu:
a.
Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang
digunakan (modal sendiri dan
modal
asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi.
b.
Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut
yang disebut dengan rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.
D.
Stabilitas usaha
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usSahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang – hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampua perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau kritis keuangan.
Dari
factor factor tersebut maka bagi para kreditur
yang terpenting adalah factor rentablilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur tersebut tanpa mengabaikan factor – factor lainnya. Betapapun besarnya likwiditas atau solvabilitas suatu perusahaan kalau perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan modalnya secara efesien atau tidak mampu memperoleh laba
yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dengan mengembalikan hutang - hutangnya.
2.
PROSEDUR ANALISIS
Agar
menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka kita perlu
mengetahui latar belakang dari kata keuangan tersebut. Penganalisa juga harus
mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu
kesimpulan, dan juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi
perusahaan dan perubahan tingkat harga yang terjadi.
Bentuk
dan isi laporan keuangan tidak ada keseragaman di antara perusahaan-perusahaan
industri maupun perdagangan, sehingga klasifikasi yang ada dalam laporan keuangan
suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain.
Perbedaan-perbedaan ini mungkin disebabkan karena :
1. Laporan
tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud
penggunaan laporan tersebut.
2. Perbedaan
pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut.
3. Perbedaan
pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan.
4. Adanya
kegagalan untuk menerapkan sebutan-sebutan atau klasifikasi yang terbaru yang
telah diterima umum atau lazim digunakan.
Oleh karena itu,
sebelum mengadakan perhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa harus
mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan bila dianggap perlu diadakan
penyusunan kembali menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat yang sesuai
dengan tujuan analisa.
3.
METODE DAN TEKNIK ANALISA
Metode
dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara
pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan
dari masing-masing pos tersebut.misalnya
: diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan
keuangan perusahaan lainnya.
Tujuan
dari setiap metode dan teknik adalisa adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti.
Ada
2 metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan :
1. Analisa horisontal
Analisa
dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut juga sebagai metode analisa
dinamis.
2. Analisa vertikal
Apanila
laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja
yaitu dengan perbandingan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan
keuangan tersebut. Analisa vertikal disebut juga metode analisa yang statis.
Teknik
analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
- Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
a. Data
absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan
atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan
atau penurunan dalam persentase.
d. Perbandingan
yang dinyatakan dengan ratio.
e. Persentase
dari total.
Analisa
dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang
terjadi, dan perubahan mana yang
memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Tread atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah meenunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
- Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya.
- Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
- Analisa sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
- Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
- Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor
- Analisa break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan break even ini dapat mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian pada periode tersebut.
Jadi
metode dan teknik analisa manapun yang
digunakan, semuanya ini adalah merupakan permulaan dari proses analisa untuk
menganalisa laporan keuangan , dan bertujuan untuk membuat data dapat lebih
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
4.
ANALISA PEMBANDINGAN
LAPORAN KEUANGAN
Neraca
menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu,
dengan demikian Neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet)
menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih
untuk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang
berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih akan dapat
diketahui perubahan–perubahan yang terjadi.
Perubahan–perubahan
ini penting untuk diketahui sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh
perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di dalam
neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :
a. Laba
atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil.
b. Diperolehnya
aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.
c. Timbulnya
atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk
hutang yang lain.
d. Pengeluaran
atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya penambahan atau
pengurangan modal).
Laporan rugi laba
menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang
terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama
periode tertentu, sehingga Laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukkan
penghasilan, biaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam
dua periode atau lebih.
Apabila
laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan pembandingan dari laporan-laporan
selama beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan analisa
horizontal atau analisa dinamis. Sedangkan apabila laporan keuangan yang
dianalisa hanya meliputi satu periode saja (hanya memperbandingkan antara pos
yang satu dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang
demikian itu disebut analisa vertikal atau analisa statis.
Dengan
mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil analisa
yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk
beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam
perusahaan tersebut. Dalam metode analisa pembandingan ini dapat ditunjukkan
dalam :
a. Data
absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan
atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan
atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan
yang dinyatakan dalam ratio.
e. Dinyatakan
dalam prosentase dari total.
Keuntungan
utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa
perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera-diadakan
penyelidikan atau analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bentuk
atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingankan tersebut dapat
digunakan sebagai berikut :
Kolom
(C) menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolutnya (jumlah dalam
rupiah), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan atau pengurangan yang
dinyatakan dalam prosentase. Prosentase ini dapat dihitung dengan membagi
jumlah pertambahan atau pengurangan dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat
dalam laporan tahun sebelum-nya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun
dasar). Apabila data tahun pembandingnya kosong (nol) atau negatip maka
perubahan dalam prosentase tidak dapat ditentukan, begitu pula kalau data yang
diperbandingkan negatif maka prosentase perubahannya tidak dapat ditentukan,
tetapi kalau data pembandingnya ada nilainya sedang data yang diperbandingkan
kosong (nol) maka perubahan dalam prosentase masih dapat ditentukan.
Untuk
jelasnya dapat diberi contoh sebagai berikut :
Kolom
(E) atau kolom ratio dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos dari tahun
yang diperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar. Kolom (F) atau
prosentase dari total dihitung dengan cara membagi masing-masing pos aktiva
dengan jumlah aktivanya dan masing-masing pos pasiva dibagi dengan jumlah
pasiva, sedangkan pos-pos biaya dibagi dengan jumlah penjualan bersih. (masalah
prosentase dari total ini akan dibahas lebih lanjut dalam analisa prosentase
per komponen).
Dengan
mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data absolutnya saja
maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui adanya
hubungan-hubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting di antara data-data
absolut, oleh karena itu di dalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga
kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiahnya.
Besarnya
perubahan dalam jumlah rupiah dari tahun ke tahun sebaiknya juga diikuti dengan
menentukan perubahan relatipnya yang dinyatakan dalam prosentase, sehingga kita
mengetahui proporsi perubahan yang terjadi, seperti contoh misalnya piutang dan
hutang masing-masing telah bertambah dengan Rp. 25.000, dilihat jumlah
rupiahnya menunjukkan perubahan yang sama, tetapi apabila dinyatakan dengan
prosentase bertambahnya piutang hanya meliputi 10% sedangkan dalam hutang
merupakan kenaikan 50%.
Untuk
dapat lebih menjelaskan perbandingan laporan keuangan dapat juga ditambahkan
suatu kolom lain yaitu kolom ratio (yaitu kolom E). Ratio yang lebih dari satu
berarti bahwa jumlah dalam yang dibandingkan lebih besar daripada jumlah dalam
tahun pembanding atau menunjukkan adanya kenaikan, sebaliknya kalau ratio lebih
rendah dari pada satu berarti ada penurunan. Dengan diketahuinya prosentase
dari total untuk masing-masing pos maka akan diketahui pula perubahan proporsi
masing-masing pos tersebut dari periode ke periode berikutnya.
5.
TAHUN PEMBANDING
Apabila
laporan keuangan yang di perbandingkan terdiri dari dua neraca atau laporan
laba rugi laba dari dua periode atau antara neraca dan laporan rugi laba yang
di rencanakan (budget) dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya
tidak akan di temukan kesulitan yaitu sebagai pembanding.Tetapi kalau data/
laporan keuanagan yang diperbandingkan lebih dari dua periode atau tahun maka
yang digunakan sebagai tahun pembanding ( tahun dasar )dengan cara sebagai
berikut :
1. Tahun yang paling awal
digunakan sebagai tahun pembanding :
3. Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang bersangkutan. Hal ini akan bermanfaat sekali apabila di terapkan pada. Laporan rugi laba karena penganalisa akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan dapat menentukan jumlah –jumlah atau pos-pos mana yang menyimpang dari jumlah rata - rata dapat segera mencari faktor - faktor penyebabnya. Bentuk laporan tersebut nampak sebagai berikut :
Setelah
diadakaan perhitungan terhadap data yang di peroleh maka langkah berikutnya
dilakukan analisa terhadap perubahan- perubahan yang terjadi. Langkah – langkah
dalam analisa ini dimulai dari analisa terhadap perubahan jumlah totalnya
(misalnya perubahan jumlah aktiva ) kemudian analisa terhadap perubahan sub
total (misalnya perubahan yang terjadi pada aktiva lancer, hutang lancar
,aktiva tetap dan perubahan - perubahan yang terjadi dalam masing- maisng pos
dengan memperbandingkan atau menghubungkan antara perubahan yang satu dengan
perubahan lainnya sehingga akhirnya akan dapat di Tarik berbagai kesimpulan
dari hasil analisa tersebut.
Jika
laporan keuangan disajikan secara bulanan ataupun kwartalan, maka pembandingan
dapat dilakukan secara bulanan ataupun kwartalan .Data Pembanding dapat di
ambil dari bulan- bulan atau kwartal yang sama dari tahun sebelumnya atau
dengan memperbandingkan antara bulan atau kwartal yang satu dnegan bulan atau
kwartal lain dalam tahun yang sama.
6.
ILUSTRASI ANALISA
PEMBANDINGAN
Untuk dapat memberikan gambaran tentang cara
melakukan analisa interprestasi dari suatu laporan
keuangan yang di perbandingkan berikut :
Contoh :
Laporan keuangan PT Nusa Indah yang di perbandingkan
terdiri dari neraca per 31 Desember 1977 dan 1978 serta laporan rugi – laba untuk periode-periode tersebut yang
berakhir pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut :
PT. NUSA INDAH
Perbandingan Laporan
Rugi-Laba
Untuk Tahun 1977 & 1978
PT. NUSA INDAH
Neraca Perbandingan
31 Desember 1977, 1978
Analisis :
Berdasarkan
data neraca dan laporan rugi laba diatas dapat di tentukan hal- hal apa yang
menunjukkan perubahan –perubahan penting dan memerlukan penyelidikan lebih
lanjut.
Perubahan-
perubahan lain yang penting yang terjadi selama tahun 1978 dari PT Nusa Indah
dapat dikemukan sebagai berikut :
- Dengan bertambahnya aktiva tetap (mesin,gedung dan tanah ) sebesar 40,1% mengakibatkan perubahan dalam pos –pos yang lain seperti aktiva lancar berkurang 23.009.000 atau 13,9% berkurangnya investasi jangka panjang sebanyak 80 % atau 1.203.000 serta bertambahnya modal saham biasa sebesar 5.227.000 ( setelah di tambah surplus )
- Piutang dan persediaan barang dagangan telah bertambah masing –masing dengan 3% dan 1.9%
- Dari Laporan rugi laba menunjukkan adanya kenaikan penjualan 4,1% atau 15.120.000 mengakibatkan bertambahnya operating income 3.788.000 atau 16.1 %.
Analisa
terhadap neraca perbandingan dapat dilakukan dengan memperbandingkan perubahan
yang terjadi dalam jumlah totalnya, perubahan dalam sub total dan masing
–masing pos secara individu dan memperbandingkan atau menghubungkan antara
perubahan pos yang satu dengan perubahan pos-pos lainnya yang saling berkaitan
atau yang mempunyai hubungan yang erat antara pos- pos tersebut.
7.
TREND DALAM PROSENTASE
Dengan teknik analisa dengan memperbandingkan
laporan keuangan seperti diterangkan di muka akan diketahui perubahan masing -
masing pos dan dapat diketahui perubahan mana yang cukup penting untuk
dianalisa lebih lanjut. Tehnik analisa tersebut sering juga disebut dengan
Analisa Naik Turun; karena dengan analisa tersebut diketahui kenaikan atau
penurunan dari masing – masing pos. Tehnik analisa tersebut hanya akan praktis
bila digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode) laporan keuangan,
karena bila laporan keuangan yang diperbandingkan lebih dari tiga tahun akan
ditemui kesulitan.
Cara
yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun
tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan keuangan
yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam
prosentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari
tiga tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi
keuangan ataupun hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan, apakah menunjukan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
Untuk
dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentages) ini
diperlukan dasar pengukurannya atau tahun dasar. Biasanya data atau laporan
keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang
dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base year). Pemilihan tahun
yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan;
karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukan keadaan yang norma
atau representatif. Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang
digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di antara tahun –
tahun yang dianalisa tersebut.
Dalam
menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan yang dinyatakan dalam
prosentase, perlu pula mempelajari perubahan – perubahan yang terjadi dalam
angka absolutenya atau jumlah rupiah nya serta tendensi – tendensi yang ada
ataupun hubungan antara pos – pos yang ada.
Agar
trend itu dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, antara
lain :
1. Prinsip – prinsip
akuntansi yang digunakan pada waktu melaukan pencatatan akuntansi dilakukan
secara konsisten dalam tahun – tahun yang bersangkutan.
2. Selama periode yang
bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikan harga – harga
yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).
8.
ILUSTRASI ANALISA TREND
DALAM PROSENTASE
PT. SARI INDAH
Neraca Perbandingan
31 Desember 1974 - 1978
Cara menghitung prosentase :
Contoh untuk
kas tahun 1975 adalah (120/100) x 100% = 120 %
PT. SARI INDAH
Laporan Rugi-Laba Perbandingan
Laporan Rugi-Laba Perbandingan
Untuk Tahun 1974 - 1978
Analisis :
Dari laporang keuangan PT. SARI INDAH yang terdiri dari
Neraca dan Laporan Rugi-Laba tahun 1974, 1975, 1976, 1977 dan 1978 dengan
menggunakan tahun dasar 1974 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan –
perubahan atau kecenderungan – kecenderungan baik yang menguntungkan maupun
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, hal ini terbukti bahwa :
a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan
yang menguntungkan walaupun hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah
diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva
lancar naik dari Rp. 1.600.000 menjadi Rp. 2.060.000 (29%) sedangkan hutang
lancar naik dari Rp. 460.000 menjadi Rp. 510.000 (11%). Kenaikan penjualan dari
Rp. 2.800.000 menjadi Rp. 4.260.000 (52%) diimbangi dengan penurunan piutang
sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih efektif
atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para langganan membeli
dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 620.000
menjadi Rp. 1.060.000 (71%) menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan,
karena kenaikan penjualan tersebut hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan
sebesar 52%. Hal ini menunjukan ada investasi yang terlalu besar dalam
persediaan (kebijaksanaan dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak
melakukkan pengeluaran investasi, hal ini terbukti adanya pertambahan aktiva
tetap yang sangat kecil selama 5 tahun tersebut, yaitu dari Rp. 2.780.000
menjadi Rp. 2.910.000 (naik 5%). Kenaikan aktiva teta[ yang kecil ini justru
penjualan naik 52% apakah kenaikan penjualan ini disebabkan oleh bertambahnya
volume penjualan atau adanya kenaikan harga – harga pada umumnya.
d. Ditinjau dari faktor solvabilitas menunjukan bahwa
para kreditor semakin terjamin, margin of safety para kreditor naik dari 517%
di tahun 1974 menjadi 554% dalam tahun 1978. Kenaikan hutang dari Rp. 710.000
menjadi Rp. 760.000 (7%) diimbangi dengan kenaikan modal sendiri (owner’s
equity) dari Rp. 3.670.000 menjadi Rp. 4.210.000 (15%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa
perusahaan semakin rendabel, karena kenaikan laba operasi dari Rp. 240.000
menjadi Rp. 620.000 (naik 158%) sedangkan aktiva tetap hanya naik 5%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa
perusahaan semakin effisien, hal ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan
52% diimbangi kenaikan harga pokok dengan tingkat yang lebih rendah (46%) dan
kenaikan biaya penjualan 28%. Dengan kata lain management semakin mampu untuk
mengadakan pengawasan biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka menaikkan
penjualan.
9.
LAPORAN DENGAN PROSENTASE
PER KOMPONEN
Teknik-teknik
analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan diatas, mempunyai
kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bias membandingkan atau tidak
memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari
tahun ketahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total penjualan.
Apabila
laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase, yaitu prosentase dari masing-masing pos
aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pos
pasivanya serta pos-pos rugi-laba terhadap total penjualan nettonya, maka akan
diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding.
Laporan yang disajikan atau dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut
common size statement atau “laporan dengan prosentase per komponen”.
Metode
untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan menjadi
prosentase-prosentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1.
Nyatakan total aktiva,
total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing dengan 100 %
2. Hitunglah ratio dari
tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara membagi jumlah
rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah
masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi-laba
dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%.
Dari
data laporan keuangan PT NUSA
INDAH
tahun 1977 dan 1978 seperti Nampak dalam halaman 46 dapat diketahui prosentase
dari total, hitungan prosentasi –prosentase tersebut adalah sebagai berikut :
Ini
berarti bahwa saldo piutang dagang pada tanggal 31 des 1977 sebesar 31 % dari
jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1.- aktiva diinvestasikan
dalam bentuk piutang dagang sebesar Rp. 0,31.
Ini
berarti bahwa saldo utang lancar
tanggal 31 des 1978 sebesar 20 % dari jumlah pasiva ( utang dan modal) 31
des 1978 atau setiap Rp.1.-
pasiva per 31 des 1978 Rp.0,20
berupa utang lancar
atau setiap Rp.1.- aktiva dibiayai dari utang dagang sebesar Rp. 0,20.
Ini
berarti bahwa harga pokok penjualan 1977 adalah sebesar 89 % dari penjualan
netto 1977 atau setiap Rp.1,- penjualan maka sebesar Rp 0,89 akan terserap
dalam harga pokok penjualan.
10.
EVALUASI TERHADAP COMMON
SIZE STATEMENT
Dalam Laporan Prosentase Per Komponen (Common Size
Statement) semua komponen semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari
jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikkan mutu atau
kewajiban data maka masing – masing pos atau komponen tersebut tidak hanya
dihitung prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase masing
– masing komponen terhadap sub totalnya; misalnya komponen aktiva lancar
dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen
hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.
a. Laporan
dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing – masing jenis aktiva.
Contohnya
:
b. Laporan
dengan cara ini juga menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal. jadi
menunjukkan sumber – sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam aktiva
tersebut.
Contonya
:
Hal
ini disebabkan karena total passiva (tota hutang dan modal) bertambah dengan
rate yang lebih cepat daripada bertambahnya hutang obligasi, atau mungkin juga
dalam data absolutnya mengalami penurunan, tetapi dalam laporan dengan
prosentase per komponen justru menunjukkan kenaikan.
Contohnya
:
Contoh
Soal
1. Berikut adalah
laporan neraca perbandingan dan laporan rugi-laba perbandingan PT. JASJUS MANIA
tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.
PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016
Berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba PT.
JASJUS MANIA diatas tentukanlah :
a. Trend
dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012
b. Berilah
analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a
Jawab :
a. Trend dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012
Untuk mencari Trend dalam Prosentase contoh tahun 2013 :
(Tahun 2013 / Tahun Dasar 2012) * 100%
PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016
b. Berilah analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a
Dari laporang keuangan PT. JASJUS MANIA yang terdiri dari
Neraca dan Laporan Rugi-Laba tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 dengan
menggunakan tahun dasar 2012 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan –
perubahan atau kecenderungan – kecenderungan baik yang menguntungkan maupun
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, hal ini terbukti bahwa :
a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan
perkembangan yang menguntungkan walaupun hutang jangka pendek naik, namun
kenaikan itu telah diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar dengan tingkat yang
lebih besar. Aktiva lancar naik dari Rp. 1.910.000 menjadi Rp. 2.370.000 (24%)
sedangkan hutang lancar naik dari Rp. 570.000 menjadi Rp. 610.000 (7%).
Kenaikan penjualan dari Rp. 4.000.000 menjadi Rp. 5.260.000 (32%) diimbangi
dengan penurunan piutang sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan
bekerja lebih efektif atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para
langganan membeli dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 720.000
menjadi Rp. 1.160.000 (61%) menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan,
karena kenaikan penjualan tersebut hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan
sebesar 32%. Hal ini menunjukan ada investasi yang terlalu besar dalam
persediaan (kebijaksanaan dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak
melakukkan pengeluaran investasi, hal ini terbukti adanya pertambahan aktiva
tetap yang sangat kecil selama 5 tahun tersebut, yaitu dari Rp. 3.780.000
menjadi Rp. 3.910.000 (naik 3%). Kenaikan aktiva tetap yang kecil ini justru
penjualan naik 32% apakah kenaikan penjualan ini disebabkan oleh bertambahnya
volume penjualan atau adanya kenaikan harga – harga pada umumnya.
d. Dari faktor solvabilitas dapat ditunjau dari
penurunan hutang dari Rp. 920.000 menjadi Rp. 860.000 (7%) diimbangi dengan
kenaikan modal sendiri (owner’s equity) dari Rp. 4.770.000 menjadi Rp.
5.420.000 (14%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa
perusahaan semakin rendabel, karena kenaikan laba operasi dari Rp. 330.000
menjadi Rp. 600.000 (naik 82%) sedangkan aktiva tetap hanya naik 3%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa
perusahaan semakin effisien, hal ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan
32% diimbangi kenaikan harga pokok dengan tingkat yang lebih rendah 31% dan
kenaikan biaya penjualan 2%. Dengan kata lain management semakin mampu untuk
mengadakan pengawasan biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka menaikkan
penjualan.
2. Berikut
adalah data PT. DA SQUAD dari tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003
Dari data diatas hitunglah Common Size
(%) untuk tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003!
Jawab :
Untuk mencari Common Size contoh tabel pertama :
(Investasi / Total Aktiva) * 100%
DAFTAR PUSTAKA
S.
Munawir. 2004. “Analisis Laporan Keuangan”.
Liberty, Yogyakarta.
Assalamu'alaikum..
BalasHapusItu yang contoh laporan rugi-laba perbandingan yang PT Nusa Indah yang biaya bunga dan pajak perseroan kenapa ada dua yang atas dan bawah ya?
Mohon penjelasannya..
Terimakasih..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus